 |
Ilustrasi bahasa gaul anak Medan |
Jakarta (WarkopPublik)--Bahasa gaul anak Medan dibakukan menjadi salah satu bahasa daerah, mungkinkah. Bahasa gaul yang satu ini merupakan perpaduan beberapa bahasa daerah dan para penggunanya pun sama, dari beberapa suku yang menetap di wilayah Medan.
Banyak yang tidak memahami saat anak Medan berkomunikasi dengan orang lain di luar dari wilayahnya, apalagi ketika anak Medan tersebut merantau dan menetap di wilayah lain. Hingga arti bahasa yang disampaikan mengalami penyumbatan arti bagi orang yang mendengarnya dan komunikasipun terjeda karena butuh pengolahan apa arti kata yang disampaikan.
"Banyak yang tertarik dengan keunikan bahasa ini, dan tidak sedikit yang menjadikan beberapa kata dalam bahasa gaul anak Medan ini sebagai jargon. Artinya, proses sosialisasi alamiah terjadi. Banyak tokoh nasional yang mengambil beberapa kata atau pun hanya sekedar cengkoknya saja," kata salah satu tokoh pemuda asal Medan Affan Rangkuti melalui pesan tertulisnya, Jumat (25/03/2016).
lanjut salah satu Pengurus Besar Ormas Islam Al Washliyah ini lagi, ada nilai dan hal spesifik dalam menyikapi bahasa gaul anak Medan. Secara tekanan kata dan intonasi (cengkok), dapat menyentak lawan bicara. Namun ketika lawan bicara tahu maknanya maka ia pun akan tersenyum.
Tidak hanya tersenyum adakalanya ia juga takut. "Banyak kali cengkunek ko kutengok", "Kolok sor kali ko, jumpa di tengah kita", "Pelan-pelanlah jalannya nanti kepater motor kita, setiur motor kita baling ini" dan lainnya. Bahasa gaul anak Medan itu mengakar baik di wilayahnya maupun ketika anak Medan menetap di wilayah lain.
"Boleh jadi ke depan bahasa ini akan dibakukan menjadi salah satu bahasa daerah di Nusantara. Kita tunggu saja saatnya, terjadi atau tidak. Karena DPD RI sudah mengusulkan RUU tentang bahasa daerah pada medio 2015 lalu. Bagaimana progresnya belum terdengar hingga sekarang. Prinsipnya usulan itu baik karena adanya upaya pembinaan bahasa daerah agar tidak punah ," kata Affan yang juga salah satu pejabat di Kementerian Agama Pusat ini. (rilis/ar)