Running Text

ADVOKASI HAJI DARI DAN UNTUK JAMAAH (KLIK DI SINI) PENINGKATAN LAYANAN HAJI 2017 BUKAN CERITA 'DONGENG' (KLIK DISINI) ABDUL DJAMIL, PEMIKIR CERDAS DAN TOKOH PERUBAHAN HAJI INDONESIA (KLIK DISINI) AFFAN RANGKUTI: SELAMAT DATANG JEMAAH HAJI INDONESIA SEMOGA MENJADI HAJI MABRUR” AL WASHLIYAH MENGUCAPKAN “DIRGAHAYU KEMERDEKAAN RI KE-71, NKRI HARGA MATI” AL WASHLIYAH MENGUCAPKAN “SELAMAT JALAN JEMAAH HAJI INDONESIA 2016 SEMOGA MENJADI HAJI MABRUR” DAFTAR NAMA BERHAK LUNAS HAJI REGULER TAHAP I TAHUN 2016 (KLIK DISINI) KEMENAG DAN DPR SEPAKATI BPIH 2016 TURUN 132 USD DAFTAR NAMA BERHAK LUNAS HAJI KHUSUS TAHAP I TAHUN 2016 (KLIK DISINI) SELAMAT ATAS KEMENANGAN MUSA LA ODE ABU HANAFI YANG MERAIH JUARA KETIGA DALAM AJANG MUSABAQAH HIFZIL QURAN (MTQ) INTERNASIONAL DI MESIR SELAMAT ATAS LAHIRNYA CUCU PRESIDEN JOKO WIDODO DASAR HUKUM MENJERAT TRAVEL HAJI DAN UMRAH NAKAL (KLIK DISINI) POTENSI PDB INDUSTRI JASA UMRAH 16 TRILYUN RUPIAH PER TAHUN JOKOWI AJAK TWITTER SEBARKAN PESAN TOLERANSI DAN PERDAMAIAN MENAKAR INDUSTRI JASA HAJI DAN UMRAH NASIONAL DI ERA PASAR BEBAS ASEAN SELAMAT ATAS PELANTIKAN SOETRISNO BACHIR MENJADI KETUA KEIN KAPOLRI BERTEKAD PERANGI AKSI TEROR

Minggu, 25 September 2016

Jemaah Haji Makan Uang Haram?

Ilustrasi bunga bank
Foto: media
Jakarta (WarkopPublik)--Uang setoran awal haji kisaran terkumpul 80 trilyunan rupiah. Pengelolaannya hingga saat ini diklaim dikelola secara syariah dengan menunjuk bank syariah sebagai Bank Penerima Setoran Haji Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS-BPIH).

Ada 6 hal pokok yang disoroti Bendahara Umum Ormas Islam Al Washliyah Raditya Perwira. Bunga, investasi, nirlaba, syariah, konvensional, kedudukan pengawas yang membidanginya terkait itu.

Raditya mengatakan bahwa, kita tahu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan.

Kita juga tahu OJK bertugas melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar Modal, dan sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB).

Dan kita juga tahu bahwa dana haji ditempatkan pada deposito, giro, dan instrumen investasi Sukuk.

Dan kita juga sama-sama tahu bahwa dana haji juga ditempatkan sebagai penyertaan modal salah satu bank syariah.

Serta kita sama-sama tahu bahwa dana haji katanya dikelola syariah tapi kenyataannya 'syariah' . Laporan dana haji jelas tertulis ada bunga.

Terakhir kita tahu bahwa bank syariah ditunjuk sebagai bank penerima setoran pengelola dana haji.

"Kenapa harus bank syariah, bank umum banyak. Kenyataannya pengelolaan dana haji masih abu-abu syariah nya, masih mengandung bunga dalam penelolaannya. Boleh jadi bunga sekarang sudah difatwakan halal. Tapi saya tidak pernah baca," kata Raditya melalui pesan tertulisnya, Sabtu (24/09/2016).

OJK harus turun tangan dalam hal ini. Jangan kebanyakan 'duduk' melihat persoalan entitas kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar Modal, dan sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB). Dan dana haji tidak bisa dilepaskan dari praktek ekonomi empat sektor. "Kalau diserahkan sama Inspektorat, BPK, BPKP ya bukan tusi mereka itu," kata Raditya.

Aktivis Islam ini menantang OJK. "Berani gak OJK lakukan pemeriksaan pada dana haji ini. Karena kalau masih bunga, tapi menunjuk perbankan syariah ya sama saja buat umat bingung nanti. Haji ibadah, haji adalah rukun Islam. Jadi harus bersih dari praktek-praktek konvensional. Jika masih juga seperti itu ya MUI harus keluarkan fatwa bahwa bunga tidak haram," tegas Raditya.

Kalau hanya 'duduk' nanti banyak penyakit. "Ya biar sehatlah badan, paling tidak ya gak pegal-pegal lah," sindir Radit. (ar/rilis)

Andai Saya Jadi Agus Harimurti Yudhoyono

Agus Harimurti Yudhoyono
Foto: media
Jakarta (WarkopPublik)--Banyak yang menyayangkan Agus Harimurti Yudhoyono harus meninggalkan karir militernya di TNI AD. Langkah berani untuk ikut dalam Pilkada DKI Jakarta.

Saya pribadi sangat yakin, keputusan yang diambil bukan sekedar keputusan lempar dadu atau lempar koin. Andaikata saya jadi Agus, maka saya akan melakukan keputusan yang sama dengan segala konsekuensi yang akan terjadi. Apa alasan saya?

Pertama, karir militer saya belum tentu semulus, semudah dan selancar seperti yang diperkirakan orang kepada saya.

Kedua, kondisi dan situasi kehidupan politik saat ini membutuhkan perubahan yang riil. Percuma saya dikatakan cerdas, pintar namun diam melihat situasi.

Ketiga, ayah saya mantan presiden. Cukup banyak dinamisasi yang terjadi saat beliau memimpin. Dan saya tahu betul bagaimana ayah saya sepanjang hidupnya memikirkan rakyat nya. Beliau semakin menua, dan saya harus melanjutkan perjuangan beliau untuk rakyat, ini perang kebajikan saya yang nyata.

Keempat, terlalu banyak saya mendengar keluhan rakyat atas kepemimpinan yang ada, agama saya seolah terolok tanpa wibawa. Penekanan toleransi untuk kemakmuran adalah keharusan. Berbicara santun tanpa menyakiti.

Kelima, janji perbaikan, kenyamanan, keadilan, ketentraman, kesejahteraan merangkak dan entah kapan secara nyata dan merata sampai kepada rakyat.

Keenam, nyaris hilangnya wibawa kepimpinan ditengah terbukanya sedikit demi sedikit ruang-ruang penggerusan rasa nasionalisme.

Ketujuh, jiwa militer saya bangkit untuk memerangi secara langsung kebodohan, kemiskinan, dan untuk bertahap mengembalikan kepercayaan rakyat pada pimpinannya. Inilah perang saya yang sebenarnya.

Keputusan untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta adalah keputusan saya, memutuskan untuk berperan langsung dalam kehidupan rakyat. Alhamdulillah, orangtua dan istri saya meridoi pilihan saya. Rido orang tua dan istri adalah juga rido Allah Swt. Kalau saya tidak terpilih, masih ada hari esok untuk saya berbuat secara langsung dan nyata untuk rakyat Indonesia. Karir militer bukan saya tinggalkan, karena sejatinya semua kita adalah militer. Pejuang bangsa dan negara untuk merebut kesejahteraan umum bagi rakyat dari belenggu kondisi kebodohan dan kemiskinan. (ar/ar)