Running Text

ADVOKASI HAJI DARI DAN UNTUK JAMAAH (KLIK DI SINI) PENINGKATAN LAYANAN HAJI 2017 BUKAN CERITA 'DONGENG' (KLIK DISINI) ABDUL DJAMIL, PEMIKIR CERDAS DAN TOKOH PERUBAHAN HAJI INDONESIA (KLIK DISINI) AFFAN RANGKUTI: SELAMAT DATANG JEMAAH HAJI INDONESIA SEMOGA MENJADI HAJI MABRUR” AL WASHLIYAH MENGUCAPKAN “DIRGAHAYU KEMERDEKAAN RI KE-71, NKRI HARGA MATI” AL WASHLIYAH MENGUCAPKAN “SELAMAT JALAN JEMAAH HAJI INDONESIA 2016 SEMOGA MENJADI HAJI MABRUR” DAFTAR NAMA BERHAK LUNAS HAJI REGULER TAHAP I TAHUN 2016 (KLIK DISINI) KEMENAG DAN DPR SEPAKATI BPIH 2016 TURUN 132 USD DAFTAR NAMA BERHAK LUNAS HAJI KHUSUS TAHAP I TAHUN 2016 (KLIK DISINI) SELAMAT ATAS KEMENANGAN MUSA LA ODE ABU HANAFI YANG MERAIH JUARA KETIGA DALAM AJANG MUSABAQAH HIFZIL QURAN (MTQ) INTERNASIONAL DI MESIR SELAMAT ATAS LAHIRNYA CUCU PRESIDEN JOKO WIDODO DASAR HUKUM MENJERAT TRAVEL HAJI DAN UMRAH NAKAL (KLIK DISINI) POTENSI PDB INDUSTRI JASA UMRAH 16 TRILYUN RUPIAH PER TAHUN JOKOWI AJAK TWITTER SEBARKAN PESAN TOLERANSI DAN PERDAMAIAN MENAKAR INDUSTRI JASA HAJI DAN UMRAH NASIONAL DI ERA PASAR BEBAS ASEAN SELAMAT ATAS PELANTIKAN SOETRISNO BACHIR MENJADI KETUA KEIN KAPOLRI BERTEKAD PERANGI AKSI TEROR

Senin, 30 Mei 2016

Kemenag Ingatkan Jemaah Haji Antisipasi Musim Panas

Ilustrasi
Foto: Sinhat
Gorontalo (WarkopPublik)--Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama, Abdul Djamil meminta jemaah haji mengantisipasi musim panas di Arab Saudi.

“Tahun sekarang yang diantisipasi adalah cuaca panas, bisa mencapai lebih dari 50 derajat celsius. Dibanding tahun lalu, waktu haji sekarang maju 10 hari jadi semakin ke sini semakin panas,” katanya di Gorontalo, Minggu (29/05/2016).

Ia meminta para jemaah membawa semprotan air atau water spray, untuk menjaga kelembaban tubuh saat terpapar sinar matahari.

“Terutama saat berada di Mina dan Arafah. Jangan lupa juga untuk sering minum air putih menghindari dehidrasi,” imbuhnya.

Ia menjelaskan pada penyelenggaraan haji 2015, terjadi bencana robohnya alat berat di Masjidil Haram yang menyebabkan puluha jemaah meninggal dunia.

Hal tersebut menjadi perhatian serius Kementrian Agama, sehingga pihaknya memastikan kondisi cuaca dan iklim di Tanah Suci.

“Insiden crane itu memang anomali, tidak selazimnya pada bulan-bulan itu ada hujan badai. Sebelumnya juga ada badai pasir,” katanya.

Sebagaimana tahun lalu, kuota jamaah haji Indonesia tahun ini berjumlah 168.800 karena masih mengalami pemotongan sebanyak 20 persen. Dari jumlah itu, kuota haji regular sebanyak 155.200 yang terdiri dari jemaah haji regular sebanyak 154.049 dan Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD) sebanyak 1.151 orang.

Sedangkan haji khusus sebanyak 13.600 terdiri dari jemaah haji khusus sebanyak 12.831 orang dan petugas PIHK sebanyak 769 orang.

Jemaah haji akan diberangkatkan dalam 2 gelombang. Gelombang I direncanakan akan mulai diberangkatkan pada tanggal 09 Agustus 2016 sampai dengan tanggal 21 Agustus 2016 menuju Madinah.

Gelombang II pada tanggal 22 Agustus 2016 sampai dengan tanggal 04 September 2016 tujuan Jeddah.

 “Kementerian Agama hanya mengorganisir yang haji reguler. Sekarang tahap persiapannya masuk dalam pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibada Haji oleh jemaah,” ujarnya.

Saat ini persentase jemaah haji yang sudah melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) sudah 110.844 jemaah (71,95%) telah melakukan pelunasan. Selain itu, sudah ada 1.413 jemaah (18,17%) yang telah melakukan pelunasan BPIH dengan status cadangan.. Data akan terus mengalami pergerakan selama proses pelunasan haji tahap pertama berlangsung. Pelunasan biaya Haji tahap pertama dimulai pada 19 Mei hingga 10 Juni 2016. (sinhat/ar)

Iran-Arab Saudi Gagal Tanda Tangani Kesepakatan Akhir Soal Haji

Ilustrasi
Foto: detik.com
Riyadh (WarkoPublik)--Perundingan antara Iran dengan Arab Saudi soal haji berakhir tanpa kesepakatan akhir. Delegasi Iran pulang tanpa menandatangani kesepakatan soal pengaturan ibadah haji untuk warganya.

"Delegasi (Iran) meminta untuk pulang tanpa menandatangani kesepakatan soal pengaturan jemaah haji," terang Kementerian Urusan Haji Saudi, seperti dilansir AFP, Sabtu (28/05/2016).

Perundingan kedua pihak digelar selama dua hari secara ekstensif di Jeddah. Dalam pernyataannya, Kementerian Urusan Haji Saudi mengklaim pihaknya telah menawarkan banyak solusi demi memenuhi serangkaian permohonan yang diajukan delegasi Iran yang tiba di Saudi pada Selasa (24/05/2016).

Menurut Kementerian Urusan Haji Saudi, kesepakatan telah tercapai untuk beberapa hal, termasuk penggunaan visa elektronik yang bisa dicetak sendiri oleh jemaah Iran, mengingat misi diplomatik Saudi di Iran masih ditutup. Pada Januari lalu, otoritas Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, setelah demonstran menyerbu kedutaan dan konsulat Saudi di Teheran untuk memprotes eksekusi mati ulama ternama Syiah di Saudi.

Awal bulan ini, Iran menuding otoritas Saudi melakukan sabotase ibadah haji untuk warganya setelah Saudi menyatakan pengaturan jemaah haji Iran belum ditentukan. Otoritas Iran juga mengungkapkan bahwa Saudi bersikeras agar visa jemaah Iran dikeluarkan dari negara ketiga dan tidak mengizinkan jemaah haji Iran terbang ke Saudi dengan pesawat Iran.

Pada Jumat (27/05/2016), Kementerian Urusan Haji Saudi menyatakan otoritas Saudi sepakat mengizinkan jemaah Iran mendapatkan visa melalui Kedutaan Besar Swiss yang ada di Teheran, yang mengurusi persoalan diplomatik Saudi setelah hubungan diplomatik terputus.

Otoritas Saudi juga mengizinkan sejumlah maskapai Iran untuk menerbangkan para jemaah haji, meskipun Saudi masih memberlakukan larangan terbang bagi sejumlah maskapai Iran terkait pemutusan hubungan diplomatik.

"Organisasi Haji Iran akan bertanggung jawab di hadapan Tuhan dan rakyatnya atas kegagalan para jemaah (Iran) melakukan ibadah haji tahun ini. Saudi menolak seluruh (upaya) mempolitisasi haji... dan selalu siap bekerja sama melayani jemaah dan memfasilitasi kedatangan mereka," sebut Kementerian Urusan Haji Saudi. (detik.com/ar)

Hotel Dekat dan Bagus, Persiapan Haji Tahun Ini Capai Final

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil
Foto: Sinhat

Jakarta (WarkopPublik)--Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan Kementerian Agama (Kemenag) terus melakukan persiapan penyelenggaraan ibadah haji 2016. Proses persiapan di Arab Saudi hampir mendekati final.

“Alhamdulillah persiapan terus dilakukan dan semakin intensif. Seluruh hotel di Makkah dan Madinah saat ini sudah selesai penyewaannya karena semuanya sudah selesai kita kontrak. Katering, baik di Makkah, Madinah, dan Arafah juga sudah selesai kita kontrak dengan perusahaan di sana. Juga transportasi darat antara Madinah ke makkah, ini juga sudah,” kata Menag, Jumat (27/05/2016).

“Relatif hal ihwal pengurusan yang terkait di Tanah Suci sudah 95 persen nyaris selesai,” tambahnya.

Seiring persiapan di Tanah Suci, Kemenag juga terus melakukan persiapan penyelenggaraan ibadah haji di Tanah Air. Persiapan tersebut, lanjut Menag, terkait dengan pembuatan paspor, pemvisaan, pengkloteran, dan lainnya. Namun demikian, proses persiapan itu dilakukan sambil menunggu pelunasan jemaah haji Indonesia.

Sampai dengan Jumat sore (27/05/2016) tercatat di Siskohat Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah menunjukan sebanyak 110.844 jemaah telah melakukan pelunasan. Selain itu, sudah ada 1.413 jemaah cadangan telah melakukan pelunasan.

“Kita tinggal menunggu beberapa hari ke depan. Kalau seluruhnya sudah melunasi, maka  proses pemvisaan, pengkloteran, dan lainnya dengan mudah bisa dilakukan. Mudah-mudahan kita bisa lebih siap di banding tahun kemarin,” tandasnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil menegaskan bahwa persiapan pemondokan bagi jemaah Indonesia di Makkah dan Madinah pada musim haji tahun ini sudah selesai seluruhnya. Menurutnya, selain jaraknya lebih dekat dengan Masjidil Haram dan kualitasnya juga bagus.

“Pemondokan jemaah haji di Makkah jarak terjauh kurang dari 4.500 meter. Pada musim haji sebelumnya, jarak terjauh lebih dari 4.500 meter,” kata Abdul Djamil melalui rilis yang diterima Sinhat, Kamis (26/05/2016).

“Kualitasnya Setara hotel berbintang tiga. Jadi lebih tepat dikatakan hotel. Karena fisik dan fasilitasnya memang layaknya hotel,” tambahnya.

Selain itu, lanjut Djamil,  pada tahun ini, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Umrah juga telah menyediakan pemondokan cadangan, baik di Makkah maupun Madinah untuk mengantisipasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kebakaran, perubahan jadwal kedatangan dan keberangkatan, termasuk untuk layanan kesehatan. “Pemondokan cadangan ini juga fisik dan fasilitas layanannya sama seperti hotel berbintang tiga,” kata Abdul Djamil.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis menjelaskan, pemondokan jemaah haji di Makkah sebanyak 117 gedung. Pemondokan ini terbagi  di enam wilayah, yaitu: Mahbas Jin, Aziziah, Misfalah, Jarwal, Syisyah, dan Raudhah dengan jarak terjauh kurang dari 4,5 km dari Masidil Haram. “Kapasitas gedung terkecil sebanyak 392 orang untuk 1 kloter (Syisah Tower 50) dan terbesar sebanyak 6.371 orang untuk 17 kloter (Grand Taisir, Jarwal), kata Sri Ilham, Kamis (26/05/2016).

Hunian jemaah haji dibagi menjadi 9 sektor dengan rata-rata layanan sebanyak 17.961 jemaah haji. Kesembilan sektor itu terdistribusi di enam lokasi, yaitu: dua sektor di Mahbas Jin, dua sektor di Aziziah, dua sektor di Syisah, satu sektor di Jarwal, satu sektor di Misfalah, dan satu sektor di Raudhah. Sri Ilham menambahkan, pemerintah memilih lokasi pemondokan berdasarkan kriteria kemudahan akses menuju Masjidil Haram, seperti jalan raya yang landai, tidak terlalu banyak tanjakan dan sedikit belokan.

Sementara itu, untuk pemondokan di Madinah, Sri memastikan kalau seluruhnya bertipe hotel yang dan berada di wilayah Markaziah dengan jarak terjauh 584 meter dari Masjid Nabawi. “Dekatnya jarak itu akan mudah ditempuh jemaah dengan berjalan kaki ke Masjid Nabawi dan tidak membutuhkan angkutan umum untuk menjalankan ibadah Sunah Arbain,” kata Sri Ilham.
“Sama seperti di Makkah, di Madinah untuk tahun ini juga disediakan Akomodasi cadangan dengan kapasitas kloter terbesar dan layanan kesehatan untuk mengantisipasi perubahan jadual kedatangan dan keberangkatan juga untuk jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran,” tambahnya. (sinhat/ar)