![]() |
Azis PB Al Washliyah Foto: Warkoppublik |
Saya berfikir, berapa banyak harta, waktu, pikiran yang tersita hanya untuk itu, setelah itu selesai sudah? Tahukah kita bahwa di Indonesia, pada Maret 2016, jumlah penduduk miskin menurut Badan Pusat Statistik, penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan mencapai 28,01 juta orang. Tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2016 menurut Badan Pusat Statistik mencapai 7,02 juta orang. Bahkan laporan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD), Education at Glance 2015, ini juga menggunakan data UNESCO Institute of Statistics (UIS) bahwa data persentase negara dengan tingkat putus SMA tinggi di dunia sebagai berikut: China 64%, Indonesia 60%, Meksiko 54%, Turki 50%, Brasil 39%, Spanyol 34%, Italia 26%, Afrika Selatan 23%, Norwegia 19%, Prancis 15%, Inggris 14%, Australia 13%, Jerman 13%, Amerika Serikat 10%, Irlandia 10%, Kanada 7%, Korea Selatan 7%.
Inilah musuh kita yang nyata, kemiskinan dan kebodohan. Kuasai ilmu, kuasai perekonomian maka kekuasaan akan mengikuti. Kita lemah karena tak berilmu, kita lemah karena banyak pengangguran, kita lemah karena miskin, kita lemah karena banyak generasi muda yang putus sekolah. Kelemahan itu akan menjadikan kita tak berharga, tak punya nilai tawar, dan akan terus diremehkan, dipandang sebelah mata dan akhirnya meradang tanpa henti.
Setelah tahu lalu apa yang dilakukan? Mari ramai-ramai galang dana untuk mengisi kantung-kantung amal sosial. Ramai-ramai galang dana untuk membangun lembaga pendidikan. Ramai-ramai galang dana untuk membangun rumah sakit. Ramai-ramai galang dana untuk bangun balai latihan kerja. Dengan itu semua, kita akan mampu bangun generasi-generasi muda yang siap mental, siap spiritual, siap latih, siap pakai, siap berkompetisi, siap membangun, siap menuju kejayaan. (ar/ar)