![]() |
Suasana rapat reportase haji umrah di daerah
Foto: Husni Anggoto/Sinhat
|
Hal yang sama juga ditambahkan oleh Kasubag Informasi Haji Ditjen PHU Affan Rangkuti, yang menerangkan bahwa penyusunan reportase pemberitaan yang searah dari daerah ke pusat, dan juga sebaliknya pusat ke daerah menjadi penting.
“Pusat akan melakukan pengecekan langsung apakah informasi dari pusat benar-benar sampai ke daerah. Misalnya tentang kebijakan dan sebagainya. Jadi, reportase ini untuk mengecek sejauh mana penyebaran informasi itu benar-benar sampai ke daerah atau terpotong-potong (sepenggal-penggal) atau tidak sama sekali. Tahun ini kita mulai sebagai langkah preventif bahwa arus informasi berjalan dengan baik untuk menekan persoalan yang terjadi akibat kesenjangan informasi itu sendiri,” ujarnya.
Contohnya, lanjut dia, soal keterbatasan infrastruktur terjadi di Nusa Tenggara Barat. “Yang terjadi di sana itu adalah jauhnya jarak antara calon jemaah dengan dengan kantor Kementerian Agama Kabupaten Kota, dan beberapa daerah lainnya juga sama. Terus masalah isu pungli menjadi petugas haji yang sering santer terdengar banyak terjadi di daerah, dan lain sebagainya. Nah, ini harus diselesaikan dengan jemput bola ke daerah. Jangan sampai isu ini dibiarkan dan seolah menjadi benar, ini tidak baik bagi kami disaat kami sedang menjalankan komitmen wilayah bersih besih melayani,” ungkapnya lagi. (rio/ar)