Running Text

ADVOKASI HAJI DARI DAN UNTUK JAMAAH (KLIK DI SINI) PENINGKATAN LAYANAN HAJI 2017 BUKAN CERITA 'DONGENG' (KLIK DISINI) ABDUL DJAMIL, PEMIKIR CERDAS DAN TOKOH PERUBAHAN HAJI INDONESIA (KLIK DISINI) AFFAN RANGKUTI: SELAMAT DATANG JEMAAH HAJI INDONESIA SEMOGA MENJADI HAJI MABRUR” AL WASHLIYAH MENGUCAPKAN “DIRGAHAYU KEMERDEKAAN RI KE-71, NKRI HARGA MATI” AL WASHLIYAH MENGUCAPKAN “SELAMAT JALAN JEMAAH HAJI INDONESIA 2016 SEMOGA MENJADI HAJI MABRUR” DAFTAR NAMA BERHAK LUNAS HAJI REGULER TAHAP I TAHUN 2016 (KLIK DISINI) KEMENAG DAN DPR SEPAKATI BPIH 2016 TURUN 132 USD DAFTAR NAMA BERHAK LUNAS HAJI KHUSUS TAHAP I TAHUN 2016 (KLIK DISINI) SELAMAT ATAS KEMENANGAN MUSA LA ODE ABU HANAFI YANG MERAIH JUARA KETIGA DALAM AJANG MUSABAQAH HIFZIL QURAN (MTQ) INTERNASIONAL DI MESIR SELAMAT ATAS LAHIRNYA CUCU PRESIDEN JOKO WIDODO DASAR HUKUM MENJERAT TRAVEL HAJI DAN UMRAH NAKAL (KLIK DISINI) POTENSI PDB INDUSTRI JASA UMRAH 16 TRILYUN RUPIAH PER TAHUN JOKOWI AJAK TWITTER SEBARKAN PESAN TOLERANSI DAN PERDAMAIAN MENAKAR INDUSTRI JASA HAJI DAN UMRAH NASIONAL DI ERA PASAR BEBAS ASEAN SELAMAT ATAS PELANTIKAN SOETRISNO BACHIR MENJADI KETUA KEIN KAPOLRI BERTEKAD PERANGI AKSI TEROR

Selasa, 31 Maret 2015

Dollardaka, Perlu Cetak Biru Ketahanan Moneter Nasional

Jakarta (WarkopPublik)--Masih ingatkah bagaimana apresiasi cepat mata uang matahari terbit Yen  pada kisaran tahun 1995-an. Ledakan Yendaka ini mempengaruhi baik pada negaranya maupun negara lain yang memiliki hutang kepada negara Jepang ini. Setidaknya pengaruh buruk ini menjadikan masyarakat Jepang harus menaikkan kebutuhannya dan sektor-sektor industrinya mengalami kemunduran import dan ketidakstabilan neraca perdagangan. Bagi negara lain yang yang memiliki hutang kepada Jepang terpaksa harus menyesuaikan dan menjadikan hutangnya meninggi, termasuk hutang Indonesia kepada Jepang.

Secara teori, kenaikan suku bunga memang berpotensi menaikkan nilai tukar rupiah. Contoh empirisnya, Jepang pernah berhasil menurunkan nilai tukar yen, dari semula US$ l setara dengan 79 yen (1995) menjadi 126 sampai 131 yen (1998). Caranya, Bank of Japan menurunkan suku bunga diskonto (discount rate), yakni suku bunga yang diberikan bank sentral ke bank komersial, menjadi hanya satu persen. Dalam sejarah perekonomian Jepang, suku bunga itu merupakan yang terendah.
Dampaknya memang terbukti sangat efektif. Yen yang semula mengalami apresiasi (yendaka) segera terkoreksi menjadi depresiasi. Selanjutnya, dengan nilai tukar yang relatif murah, Jepang pun berhasil menaikkan ekspornya.

Apresiasi Dollar dalam beberapa bulan belakangan ini, berpengaruh buruk terhadap stabilitas moneter. Artinya, ketahanan moneter nasional tidak siap dengan apresiasi ini. Pendapat bahwa perekonomian negeri paman sam ini sedang membaik menjadi tesis akan ketidakberdayaan untuk melakukan perimbangan.

Sejarah Yendaka sangat penting untuk dijadikan analisa dan memaksa Amerika untuk menurunkan suku bunganya menjadi stabil. Bahkan bila perlu, para ulama melakukan ijitihad moneter untuk mengharamkan pemakain Dollar di tanah air. Paling tidak langkah ini merupakan himbauan agar Amerika menurunkan suku bunganya.

Sebenarnya, apresiasi ini bukan merupakan kebaikan, namun juga berdampak kepada industri-industri eksport Amerika pada negara lain yang menjadi merosot dan berdampak pada neraca perdaganngannya juga.

Pengalaman berharga masa lalu dan masa kini juga harus ditekankan bahwa dibutuhkan upaya serius atas kejadian serupa. Cetak biru ketahanan moneter nasional penting untuk dilakukan, jangan sampai berulangkali bangsa ini terperosok akibat apresiasi Dollar melalui Tappering The Fed.

Lihat saja jika the fed mengurangi stimulusnya maka nilai dollar akan menguat karena bank sentral amerika ecara efektif menerapkan kebijakan uang ketat, jika the fed meningkatkan stimulusnya maka nilai dollar akan menguat namun berpengaruh pada sektor industri dan perdagannya sendiri juga pada negara-negara berkembang akibat tersandera hutang. Artinya Paman sam mengalami makan buah simalakama, dimakan mati ayah tak dimakan mati ibu, dengan moneter paman sam ini yang tidak begitu kuat sekarang malah mainkan lagi stimulus ditingkatkan padahal sudah babak belur akibat krisis subrime mortgage tahun 2008. Indonesia sendiri pandangan saya perlu cetak biru tersebut, rekonsiliasi moneter yang dilakukan pemerintah masih terlihat separuh hati, tidak ada koreksi aritmatika import padahal sejarah mencatat 1930-an sd sekarang kongjungtur moneter terjadi rata-rata hampir setiap 5 tahun sekali.

Belum lagi jika dikaitkan dengan biaya haji tahun ini, dengan stimulus the fed meningkat maka yang terjadi diasumsi dollar akan semakin melambung tinggi, karena 95% transaksi haji dilakukan dengan dollar. Jika itu terjadi, maka haji akan menjadi penyumbang tingkat kenaikan dollar dan berpengaruh pada tingkat stabilitas moneter nasional. 155.200 haji regular dengan usulan biaya haji 3,193 USD  dan 13.600 haji khusus dengan biaya minimum 8,000 USD dan semuanya bertotal 604,353,600 juta USD. Pelunasan ini akan dilakukan sejak Maret dan akan terjadi ledakan pelunasan pada kisaran Mei (pelunasan haji regular), potensi gagal bayar lunas hajipun akan mengalami trand gap yang krusial dan berpeluang menjadi isue nasional.

Jangan sampai terjadi bahwa haji merupakan faktor penyumbang baik terpaksa maupun tidak atas tappering the fed ini yang berpengaruh pada ketidakstabilan moneter nasional, mestinya pada kwartal kedua the fed kecenderungan dollar menurun, namun menjadi naik kembali akibat ledakan pelunasan haji pada kwartal kedua atau bulan Mei mendatang.(ar/ar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar