Jakarta (WarkopPublik)--Besarnya jemaah umrah yang melakukan perjalanan dari Tanah Air menuju Arab Saudi dengan jumlah mencapai 600 ribu pada tahun lalu, membuat industri jasa yang satu ini menjadi pangsa pasar unik yang dilirik berbagai usaha, salah satunya penerbangan.
Bukan tanpa alasan, dengan 600 ribu jemaah umrah akan terkomulatif sekitar 12 trilyun rupiah dengan asumsi rata-rata biaya umrah sebesar 20 juta per orang. Pembiayaan terbesar lebih 80 persen pun tersedot pada usaha perhotelan dan penerbangan, sedangkan sisanya terserap untuk hal-hal pendukung. Dari berbagi informasi yang berhasil dikumpulkan berikut alokasi pembiyaan umrah dengan harga rata-rat 20 juta rupiah, paket ekonomi untuk sembilan hari:
Tiket pesawat Jakarta Jeddah 12 juta rupiah (Indonesia atau penerbangan asing)
Hotel Madinah 800 ribu rupiah (Arab Saudi)
Hotel Makkah 1 juta rupiah (Arab Saudi)
Katering Madinah dan Makkah 1 juta rupiah (Arab Saudi)
Biaya Visa 750 ribu rupiah (Arab Saudi)
Trasnportasi 700 ribu rupiah (Indonesia dan Arab Saudi)
Ziarah/Tour 700 ribu rupiah (Arab Saudi)
Oleh-oleh, Zamzam dan Seragam 500 ribu rupiah (Indonesia dan Arab Saudi)
Airpotex Jakarta Jeddah/Madinah 75 ribu rupiah (Indonesia dan Arab Saudi)
Handling La, Tips Supir, Porter 200 ribu rupiah (Indonesia dan Arab Saudi)
Pembimbing Ibadah 750 ribu rupiah (Indonesia)
Manasik Umrah 850 ribu rupiah (Indonesia)
Keuntungan Travel 675 ribu rupiah (Indonesia)
Komponen penyelengaraan umrah yang dapat meningkatkan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Nasional secara penuh ada pada tiga komponen. Pembimbing ibadah, manasik umrah dan keuntungan travel. Komulatifnya sebesar 2,275 juta rupiah atau sebesar 11,38 persen.
Komponen penyelenggaraan umrah yang meningkatkan PDB Arab Saudi secara penuh ada pada lima komponen. Hotel di Madinah, hotel di Makkah, katering di Madinah-Makkah, visa dan ziarah/tour. Komulatifnya sebesar 4,250 juta rupiah atau sebesar 21,25 persen.
Komponen penyelenggaraan umrah yang meningkatkan PDB Indonesia, Arab Saudi dan negara lainnya ada pada lima komponen. Tiket peawat Jakarta-Jeddah, trasnportasi darat, oleh-oleh,-zamzam-seragam, airpotex Jakarta-Jeddah-Madinah, handling LA, dan tips supir-porter. Komulatifnya sebesar 13,475 juta rupiah atau sebesar 67.38 persen.
Pada komponen pembiayaan umrah tersebut dapat dilihat sumbangan industri jasa umrah penuh untuk PDB Nasional pertahun sebesar 1,365 trilyun rupiah. Sedangkan pendapatan negara pada sektor pajak pendapatan umrah penuh hanya sebesar 40.5 milyar rupiah pertahun. Sedangkan sisanya PDB dan pajak mixer karena aktivitas ada pada (Indonesia-Arab Saudi).
Potensi PDB Nasional dapat digenjot dengan memperkuat dan meregulasikan pemakaian maskapai penerbangan nasional dengan potensi pendapatan BUMN sebesar 7,2 trilyun pertahun. Pantas saja jika maskapai penerbangan timur tengah agresif melirik industri jasa umrah Tanah Air, apalagi pemerintah Arab Saudi akan mengelontorkan 1,5 juta visa untuk umrah Tanah Air pada tahun ini.
Apa yang dilakukan Arab Saudi adalah merupakan penguatan kebijakanya yang menargetkan PDB meningkat sebesar 10 persen yang disumbang dari industri jasa umrah pada pemomdokan, katering dan transportasi. Ini dipicu akibat merosotnya perekonomian Arab Saudi sebagai dampak turunnya harga minyak dunia. Hingga Saudi harus menghapus subsidi bagi rakyatnya, menaikkan harga minyak konsumen lokal, membuka pasar skunder Aramco yang semula tertutup dan gencar dalam industry jasa umrah sebagai tujuan ritual umat Islam di dunia.
Bagi Indonesia, selain memperkuat dan memberlakukan pemakaian maskapai penerbangan nasional untuk umrah, juga dapat meningkatkan industri kecil menengah pengrajin batik dan tekstil (kain ihram). Kemudahan prosedur pinjaman lunak bagi pelaku industri kecil menegah. Kebijakan membawa industri wisata nasional juga penting, memperkenalkan dan membawa wisatawan luar negeri ke Indonesia melalui program umrah barter.
Saat ditanya tentang potensi pendapatan negara dalam industri jasa umrah, pegiat haji dan umrah dan juga Ketua Asphurindo KH Hafidz Taftazani mengatakan tidak ada keuntungan yang diperoleh dari haji dan umrah untuk negara.
“Kalau bisa mengeluarkan orang dari Indonesia harus bisa juga mendatangkan orang dari luar inilah yang menarik,” Katanya di Kementerian Agama Lapangan Banteng Jakarta, Rabu (10/02/2016).
Kurang percayanya masyarakat pada maskapai penerbangan nasional dengan berbagai sudut pandang menjadikan maskapai penerbangan asing sebagai pilihan untuk digunakan.
“Asosiasi Asphurindo sekarang mensupport agar para jemaah itu sekarang menggunakan penerbangan negara seperti Qatar, Oman, Etihad, Emirates serta Air Jordan. Karena meskipun misalnya 10 atau 11 orang tetap diberangkatkan,” ungkapnya. (ar/ar)
Bukan tanpa alasan, dengan 600 ribu jemaah umrah akan terkomulatif sekitar 12 trilyun rupiah dengan asumsi rata-rata biaya umrah sebesar 20 juta per orang. Pembiayaan terbesar lebih 80 persen pun tersedot pada usaha perhotelan dan penerbangan, sedangkan sisanya terserap untuk hal-hal pendukung. Dari berbagi informasi yang berhasil dikumpulkan berikut alokasi pembiyaan umrah dengan harga rata-rat 20 juta rupiah, paket ekonomi untuk sembilan hari:
Tiket pesawat Jakarta Jeddah 12 juta rupiah (Indonesia atau penerbangan asing)
Hotel Madinah 800 ribu rupiah (Arab Saudi)
Hotel Makkah 1 juta rupiah (Arab Saudi)
Katering Madinah dan Makkah 1 juta rupiah (Arab Saudi)
Biaya Visa 750 ribu rupiah (Arab Saudi)
Trasnportasi 700 ribu rupiah (Indonesia dan Arab Saudi)
Ziarah/Tour 700 ribu rupiah (Arab Saudi)
Oleh-oleh, Zamzam dan Seragam 500 ribu rupiah (Indonesia dan Arab Saudi)
Airpotex Jakarta Jeddah/Madinah 75 ribu rupiah (Indonesia dan Arab Saudi)
Handling La, Tips Supir, Porter 200 ribu rupiah (Indonesia dan Arab Saudi)
Pembimbing Ibadah 750 ribu rupiah (Indonesia)
Manasik Umrah 850 ribu rupiah (Indonesia)
Keuntungan Travel 675 ribu rupiah (Indonesia)
Komponen penyelengaraan umrah yang dapat meningkatkan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Nasional secara penuh ada pada tiga komponen. Pembimbing ibadah, manasik umrah dan keuntungan travel. Komulatifnya sebesar 2,275 juta rupiah atau sebesar 11,38 persen.
Komponen penyelenggaraan umrah yang meningkatkan PDB Arab Saudi secara penuh ada pada lima komponen. Hotel di Madinah, hotel di Makkah, katering di Madinah-Makkah, visa dan ziarah/tour. Komulatifnya sebesar 4,250 juta rupiah atau sebesar 21,25 persen.
Komponen penyelenggaraan umrah yang meningkatkan PDB Indonesia, Arab Saudi dan negara lainnya ada pada lima komponen. Tiket peawat Jakarta-Jeddah, trasnportasi darat, oleh-oleh,-zamzam-seragam, airpotex Jakarta-Jeddah-Madinah, handling LA, dan tips supir-porter. Komulatifnya sebesar 13,475 juta rupiah atau sebesar 67.38 persen.
Pada komponen pembiayaan umrah tersebut dapat dilihat sumbangan industri jasa umrah penuh untuk PDB Nasional pertahun sebesar 1,365 trilyun rupiah. Sedangkan pendapatan negara pada sektor pajak pendapatan umrah penuh hanya sebesar 40.5 milyar rupiah pertahun. Sedangkan sisanya PDB dan pajak mixer karena aktivitas ada pada (Indonesia-Arab Saudi).
Potensi PDB Nasional dapat digenjot dengan memperkuat dan meregulasikan pemakaian maskapai penerbangan nasional dengan potensi pendapatan BUMN sebesar 7,2 trilyun pertahun. Pantas saja jika maskapai penerbangan timur tengah agresif melirik industri jasa umrah Tanah Air, apalagi pemerintah Arab Saudi akan mengelontorkan 1,5 juta visa untuk umrah Tanah Air pada tahun ini.
Apa yang dilakukan Arab Saudi adalah merupakan penguatan kebijakanya yang menargetkan PDB meningkat sebesar 10 persen yang disumbang dari industri jasa umrah pada pemomdokan, katering dan transportasi. Ini dipicu akibat merosotnya perekonomian Arab Saudi sebagai dampak turunnya harga minyak dunia. Hingga Saudi harus menghapus subsidi bagi rakyatnya, menaikkan harga minyak konsumen lokal, membuka pasar skunder Aramco yang semula tertutup dan gencar dalam industry jasa umrah sebagai tujuan ritual umat Islam di dunia.
Bagi Indonesia, selain memperkuat dan memberlakukan pemakaian maskapai penerbangan nasional untuk umrah, juga dapat meningkatkan industri kecil menengah pengrajin batik dan tekstil (kain ihram). Kemudahan prosedur pinjaman lunak bagi pelaku industri kecil menegah. Kebijakan membawa industri wisata nasional juga penting, memperkenalkan dan membawa wisatawan luar negeri ke Indonesia melalui program umrah barter.
Saat ditanya tentang potensi pendapatan negara dalam industri jasa umrah, pegiat haji dan umrah dan juga Ketua Asphurindo KH Hafidz Taftazani mengatakan tidak ada keuntungan yang diperoleh dari haji dan umrah untuk negara.
“Kalau bisa mengeluarkan orang dari Indonesia harus bisa juga mendatangkan orang dari luar inilah yang menarik,” Katanya di Kementerian Agama Lapangan Banteng Jakarta, Rabu (10/02/2016).
Kurang percayanya masyarakat pada maskapai penerbangan nasional dengan berbagai sudut pandang menjadikan maskapai penerbangan asing sebagai pilihan untuk digunakan.
“Asosiasi Asphurindo sekarang mensupport agar para jemaah itu sekarang menggunakan penerbangan negara seperti Qatar, Oman, Etihad, Emirates serta Air Jordan. Karena meskipun misalnya 10 atau 11 orang tetap diberangkatkan,” ungkapnya. (ar/ar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar