![]() |
Ibu-ibu sedang membaca Barjanzi. Foto: youtube.com |
Padahal Barzanji menceritakan tentang kehidupan Nabi Saw. Baik tentang silsilah keturunannya, masa kanak-kanaknya, remajanya, hingga beliau menjadi Nabi akhir zaman. Barzanji juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Saw, serta berbagai kisah dan peristiwa yang menjadi teladan bagi umat Islam.
Nama Berzanji sendiri diambil dari nama pengarangnya yaitu Syekh Ja'far al-Barzanji bin Hasan bin Abdul Karim. Ia lahir di Madinah (1690). Barzanji berasal dari nama sebuah tempat di Murdistan, Barzinj.
Karyanya seni sastra itu masyur pada masyarakat Islam Sumatera Utara (Sumut). Sampai dengan tahun 1990-an mungkin tidak ada masyarakat Islam Sumut yang tidak mengetahui apa itu Barjanzi. Namun kini, Barzanji bagai karya seni yang nyaris tenggelam ditengah karya seni keduniawian.
Ada pro kontra dalam karya Barzanji ini. Terserahlah bagi mereka yang pro dan kontra sesuai dengan pandangannya masing-masing. Jelasnya, Barzanji adalah bagian dari syiar Islam. Bagian dari seni untuk mengingatkan sekaligus lebih meningkatkan kecintaan kita kepada Nabi Saw.
Sebagai pengobat rindu, pengingat dan sekaligus menghidupkan kembali syiar Islam melalui seni itu ada baiknya kita kembali mendengarkan Barzanji. Semoga saja masih ada yang membacakan, memperdengarkan dan mengajarkanya pada generasi selanjutnya. (ar/ar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar