Jakarta (WarkopPublik)--Teresa Lesiuk PhD asisten profesor terapi musik dari Universitas Miami menyatakan manusia adalah makhluk yang menyukai musik.
Nada-nada yang diatur indah dalam sebuah musik memiliki efek yang besar bagi kita. Harmoni suara ini bisa menjadi media penyembuhan, mengusir kecemasan, menenangkan, hingga mendongkrak semangat.
Pada era keemasan Islam, musik tak hanya sekedar mengandung unsur hiburan. Para musisi Islam legendaris seperti saat itu Abu Yusuf Yaqub ibnu Isaq al-Kindi (801-873 M) dan al-Farabi (872-950 M) telah menjadikan musik sebagai alat pengobatan atau terapi.
Era globalisasi ini dimana manusia niscaya terbawa arus 'sakit' maka tak salah jika revolusi mental yang digadang-gadang pemerintahan Jokowi-JK memiliki arti yang luas dalam memotivasi lebih berkinerja. Tujuannya jelas untuk memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam setiap sendi-sendi pelayanan masyarakat.
Sejak 2015 seorang motivator muda, Bagus Prasetyo mengembangkan media untuk memotivasi dan mendongkrak semangat kemajuan manusia melalui musik. Metode itu diberi nama Rythm of Empowerment (RoE), sebuah pengembangan metode pembelajaran yang unik dan pertama kali diterapkan di Indonesia, bahkan konon di dunia ini, ternyata mampu membuka rahasia, bagaimana melejitkan potensi diri dalam setiap individu manusia melalui filosofi dan permainan musik, gerak dan lantunan musik itu sendiri.
”Saya pernah dengar konsep ini dan sempat mengikutinya. Dampaknya luar biasa. RoE mampu memotivasi setiap potensi yang ada dalam diri kita, yang sebelumnya kita sendiri, belum mengetahuinya. Salah satunya, yakni meningkatnya rasa percaya diri kita dan mampu secara cepat, cerdas dan jernih menelaah setiap permasalahan yang ada di sekitar kita,” tukas Heri pegawai negeri yang bertugas di salah satu Kementerian itu kepada Bisnis Syariah di Jakarta, Rabu sore (20/01/2016).
Lanjut dia, konsep itu dibangun dan dikembangkan Bagus Prasetyo dan sudah dimplementasikan kepada beberapa kementerian dan perusahaan. “Banyak perubahan yang ada sejak konsep dan metode ini diterapkan. Dan, setelah saya rasakan, ternyata ini sangat cocok diterapkan di institusi pemerintah seperti Kementerian dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN),” saran pria yang tinggal di Jati Asih, Bekasi, Jawa Barat, ini lagi. (rio/ar)
Nada-nada yang diatur indah dalam sebuah musik memiliki efek yang besar bagi kita. Harmoni suara ini bisa menjadi media penyembuhan, mengusir kecemasan, menenangkan, hingga mendongkrak semangat.
Pada era keemasan Islam, musik tak hanya sekedar mengandung unsur hiburan. Para musisi Islam legendaris seperti saat itu Abu Yusuf Yaqub ibnu Isaq al-Kindi (801-873 M) dan al-Farabi (872-950 M) telah menjadikan musik sebagai alat pengobatan atau terapi.
Era globalisasi ini dimana manusia niscaya terbawa arus 'sakit' maka tak salah jika revolusi mental yang digadang-gadang pemerintahan Jokowi-JK memiliki arti yang luas dalam memotivasi lebih berkinerja. Tujuannya jelas untuk memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam setiap sendi-sendi pelayanan masyarakat.
Sejak 2015 seorang motivator muda, Bagus Prasetyo mengembangkan media untuk memotivasi dan mendongkrak semangat kemajuan manusia melalui musik. Metode itu diberi nama Rythm of Empowerment (RoE), sebuah pengembangan metode pembelajaran yang unik dan pertama kali diterapkan di Indonesia, bahkan konon di dunia ini, ternyata mampu membuka rahasia, bagaimana melejitkan potensi diri dalam setiap individu manusia melalui filosofi dan permainan musik, gerak dan lantunan musik itu sendiri.
”Saya pernah dengar konsep ini dan sempat mengikutinya. Dampaknya luar biasa. RoE mampu memotivasi setiap potensi yang ada dalam diri kita, yang sebelumnya kita sendiri, belum mengetahuinya. Salah satunya, yakni meningkatnya rasa percaya diri kita dan mampu secara cepat, cerdas dan jernih menelaah setiap permasalahan yang ada di sekitar kita,” tukas Heri pegawai negeri yang bertugas di salah satu Kementerian itu kepada Bisnis Syariah di Jakarta, Rabu sore (20/01/2016).
Lanjut dia, konsep itu dibangun dan dikembangkan Bagus Prasetyo dan sudah dimplementasikan kepada beberapa kementerian dan perusahaan. “Banyak perubahan yang ada sejak konsep dan metode ini diterapkan. Dan, setelah saya rasakan, ternyata ini sangat cocok diterapkan di institusi pemerintah seperti Kementerian dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN),” saran pria yang tinggal di Jati Asih, Bekasi, Jawa Barat, ini lagi. (rio/ar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar