Jakarta (WarkopPublik)--Musim haji 2016 tidak terasa akan semakin mendekat. Persiapan pun telah dilakukan Kementerian Agama untuk memberikan pelayanan terbaiknya kepada jemaah haji.
Memang tidak dipungkiri, setiap penyelenggaraan tentu ada saja persoalan yang terjadi. Ini hal yang lumrah dan niscaya. Karena mengurus haji bukan pekerjaan gampang karena menyangkut ratusan ribu manusia yang akan dimobilisasi dari Tanah Air ke Arab Saudi pergi-pulang.
Persoalan itu menjadi bahan evaluasi untuk peningkatan pelayanan ke depan bertahap dan berkelanjutan. Tetapi ada hal pokok yang menjadi persoalan yang bukan menjadi tanggungjawab Kemenag. Apa itu, persoalan itu adalah "nafsu".
"Tidak sedikit calon jemaah haji mengajukan ingin berangkat haji cepat tanpa antrian. Berbagai alasan diungkap diantaranya usia, sakit dan lainnya. Seolah alasan itu adalah menjadi suatu aksioma. Padahal mereka lupa bahwa yang memanggil bisa atau tidak berhaji adalah Allah Swt," Kata Affan Rangkuti Pengurus Besar Ormas Islam Al Washliyah melalui pesan singkatnya kepada WarkopPublik, Kamis (21/01/2016).
Lanjut Affan, Kementerian Agama sudah membangun prosedur dan metode agar calon jemaah haji dapat berangkat. Metode itu menjadi kebijakan untuk berangkat sesuai urutan. Adapun jika ada yang berangkat tidak sesuai urutan itu karena beberapa hal. Pertama, calon jemaah haji yang telah melunasi biaya haji tahun sebelumnya namun menunda keberangkatannya. Kedua, calon jemaah haji yang masuk dalam daftar berhak lunas tahun sebelumnya namun tidak melunasi karena beberapa hal semisal sakit atau kurang biaya. Ketiga, usia lanjut, cadangan, mahram. Untuk hal ketiga ini jika ada sisa kuota dan bukan prioritas pada pelunasan tahap awal.
"Semua skim itu berpedoman pada antrian. Itu skim utama dan tidak bisa ditawar oleh siapapun. Tidak ada hak istimewa. Jadi Kemenag sangat transparan. Tapi tetap saja banyak yang meminta berangkat cepat dengan berbagai alasan. Saya gak ngerti cara mereka berfikir. Ini berfikir nafsu atau ibadah," kata Affan.
Affan juga menghimbau calon jemaah haji bahwa haji adalah ibadah, dan yang memanggil haji itu bukan manusia tapi Allah Swt. Terkait umur, hanya Allah yang tahu, tidak ada manusia manapun bisa mengklaim seseorang itu kuat atau tidak dari faktor umur terkait haji dan umrah, karena yang memanggil adalah Allah Swt. Untuk itu, tawakalah karena sebaik baiknya bekal adalah takwa.
"Banyak fakta nyata yang kita tahu, kita dengar atau bahkan kita alami sendiri. Sudah mau berangkat, sakit atau wafat. Bahkan belum tiba di Tanah Suci pun ada yang wafat. Tidak ada siapapun yang bisa menentang yang namanya takdir. Takdir akan datang dan tidak pernah salah alamat, jadi berbekal takwalah," himbau Affan. (rio/ar)
Memang tidak dipungkiri, setiap penyelenggaraan tentu ada saja persoalan yang terjadi. Ini hal yang lumrah dan niscaya. Karena mengurus haji bukan pekerjaan gampang karena menyangkut ratusan ribu manusia yang akan dimobilisasi dari Tanah Air ke Arab Saudi pergi-pulang.
Persoalan itu menjadi bahan evaluasi untuk peningkatan pelayanan ke depan bertahap dan berkelanjutan. Tetapi ada hal pokok yang menjadi persoalan yang bukan menjadi tanggungjawab Kemenag. Apa itu, persoalan itu adalah "nafsu".
"Tidak sedikit calon jemaah haji mengajukan ingin berangkat haji cepat tanpa antrian. Berbagai alasan diungkap diantaranya usia, sakit dan lainnya. Seolah alasan itu adalah menjadi suatu aksioma. Padahal mereka lupa bahwa yang memanggil bisa atau tidak berhaji adalah Allah Swt," Kata Affan Rangkuti Pengurus Besar Ormas Islam Al Washliyah melalui pesan singkatnya kepada WarkopPublik, Kamis (21/01/2016).
Lanjut Affan, Kementerian Agama sudah membangun prosedur dan metode agar calon jemaah haji dapat berangkat. Metode itu menjadi kebijakan untuk berangkat sesuai urutan. Adapun jika ada yang berangkat tidak sesuai urutan itu karena beberapa hal. Pertama, calon jemaah haji yang telah melunasi biaya haji tahun sebelumnya namun menunda keberangkatannya. Kedua, calon jemaah haji yang masuk dalam daftar berhak lunas tahun sebelumnya namun tidak melunasi karena beberapa hal semisal sakit atau kurang biaya. Ketiga, usia lanjut, cadangan, mahram. Untuk hal ketiga ini jika ada sisa kuota dan bukan prioritas pada pelunasan tahap awal.
"Semua skim itu berpedoman pada antrian. Itu skim utama dan tidak bisa ditawar oleh siapapun. Tidak ada hak istimewa. Jadi Kemenag sangat transparan. Tapi tetap saja banyak yang meminta berangkat cepat dengan berbagai alasan. Saya gak ngerti cara mereka berfikir. Ini berfikir nafsu atau ibadah," kata Affan.
Affan juga menghimbau calon jemaah haji bahwa haji adalah ibadah, dan yang memanggil haji itu bukan manusia tapi Allah Swt. Terkait umur, hanya Allah yang tahu, tidak ada manusia manapun bisa mengklaim seseorang itu kuat atau tidak dari faktor umur terkait haji dan umrah, karena yang memanggil adalah Allah Swt. Untuk itu, tawakalah karena sebaik baiknya bekal adalah takwa.
"Banyak fakta nyata yang kita tahu, kita dengar atau bahkan kita alami sendiri. Sudah mau berangkat, sakit atau wafat. Bahkan belum tiba di Tanah Suci pun ada yang wafat. Tidak ada siapapun yang bisa menentang yang namanya takdir. Takdir akan datang dan tidak pernah salah alamat, jadi berbekal takwalah," himbau Affan. (rio/ar)
SubhanaAllaah... Benar sekali. Jangan sampai beribadah bukan karena Allaah.
BalasHapusSubhanaAllaah... Benar sekali. Jangan sampai beribadah bukan karena Allaah.
BalasHapusSetuju sekali ibadah haji adalah salah satu panggilan Allah Swt..apabila kita telah mendaftar kita bertawakal dan berserah diri pada Allah
BalasHapusSetuju sekali ibadah haji adalah salah satu panggilan Allah Swt..apabila kita telah mendaftar kita bertawakal dan berserah diri pada Allah
BalasHapus