![]() |
Ilustrasi SPPD foto: dapo-dikmenhabiby87.blogspot.co.id |
Dulu, SPPD ini menjadi salah satu kegiatan favorit dikalangan pegawai plat merah. Namun belakangan seiring dengan semakin meningkatnya fungsi pengawasan dan efesiensi pengeluaran, SPPD ini menjadi kegiatan yang 'diberdayagunakan' selain untuk tujuan substansi, juga sekaligus dapat menyambangi sanak saudara atau melancong.
Tidak jarang, aktivitas SPPD ini dipublish di akun media sosial, apakah saat sedang menjalankan tugas atau mengunjungi tempat tujuan wisata yang lagi masyur. Istilah kalangan 'senior dan baby boomer' "Sambil Menyelam Minum Air". Kalau istilah kalangan 'milenial' mungkin "Bekerja dan Berinspiratif".
Tapi, ada yang terlewatkan dalam peristiwa SPPD ini. Tempat tujuan adalah daerah. Kalau melihat dari gestur dan mimik si 'Tuan Rumah' dapat diasumsikan (pendapat pribadi) bahwa sebenarnya si 'Tuan Rumah' ini kurang bahagia. Kurang bahagia dapat disebabkan beberapa hal. Karena membuat repot si Tuan Rumah. Repot ini akan menjadi bahagia, apabila SPPD itu membawa kabar atau informasi yang 'indah semerbak'.
Repot itu berubah wujud menjadi loyal manakala yang ber-SPPD itu setingkat eselon 2 ke atas. Pagi, siang, malam pun akan dijabani si Tuan Rumah. Tapi jika yang ber-SPPD hanya setingkat pelaksana, eselon 4 dan 3 yah begitu deh, lihat dulu area dan ruang lingkupnya. Jika masuk dalam yang menentukan bisa 'cap jempol' pelayanannya.
Ini tidak sedang membahas sebuah budaya yang mungkin akan semakin bergeser membaik seiring berjalannya waktu. Tetapi lebih cenderung kepada penyadaran diri bahwa harus ada sebuah garis tegas yang jelas, agar tidak timbul asumsi-asumsi 'liar' dan dampak liar sebagai terjemahan asumsi-asumsi liar tersebut baik bagi si Tuan Rumah maupun yang ber-SPPD. (ar/ar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar