Jakarta (WarkopPublik)--Kritisi konstruktif Menko PMK Puan Maharani mendapat tanggapan serius dari Ketua Panitia Hari Pers Nasional (HPN) 2016, Teguh Santosa.
Dia menanggapi, bahwa upaya meningkatkan kualitas jurnalisme yang lebih baik, hal tersebut juga merupakan salah satu perhatian utama komponen pendukung dan Panitia HPN 2016.
“Memang dari sekitar 80 ribu wartawan di Indonesia, baru sekitar 14 ribu yang sudah mengikuti uji kompetensi dan dinyatakan lulus.
“Kondisi yang Ibu Menko sampaikan menjadi perhatian kami. HPN 2016 seperti sebelum-sebelumnya juga dimaksudkan sebagai kesempatan bagi masyarakat pers Indonesia mengevaluasi diri dan memperkuat komitmen meningkatkan kompetensi,” ujar Teguh.
Dia menambahkan bahwa salah satu diskusi yang akan digelar di arena HPN 2016 bertema “Revolusi Mental Pers Indonesia Menuju Pers Profesional dan Sejahtera”.
Panitia HPN 2016 berharap Puan Maharani berkenan menjadi pembicara utama dalam diskusi tersebut.
Sementara Ketua Bidang Konvensi HPN 2016, Chelsia Chan, mengatakan bahwa masyarakat pers Indonesia memiliki perhatian yang besar terhadap peningkatan mutu wartawan dan kualitas jurnalistik yang dihasilkan.
Chelsie menyebutkan, sejak beberapa tahun terakhir ini, berbagai organisasi profesi dan lembaga pendidikan bekerja keras menyelenggarakan Uji Kompetensi Wartawan.
Organisasi dan lembaga pendidikan ini telah diverifikasi Dewan Pers untuk menyelenggarakan uji kompetensi.
“Memang dari sekitar 80 ribu wartawan di Indonesia, baru sekitar 14 ribu yang sudah mengikuti uji kompetensi dan dinyatakan lulus. Ini pekerjaan besar untuk kita semua,” ujar Chelsia Chan.
Adapun Wakil Sekjen Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Kiki Iswara, yang juga ikut dalam pertemuan mengundang Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan untuk ikut bekerjasama dengan Sekolah Jurnalisme Indonesia dan Sekolah Jurnalisme ASEAN dalam meningkatkan mutu karya jurnalistik. (pemi/ar)
Dia menanggapi, bahwa upaya meningkatkan kualitas jurnalisme yang lebih baik, hal tersebut juga merupakan salah satu perhatian utama komponen pendukung dan Panitia HPN 2016.
“Memang dari sekitar 80 ribu wartawan di Indonesia, baru sekitar 14 ribu yang sudah mengikuti uji kompetensi dan dinyatakan lulus.
“Kondisi yang Ibu Menko sampaikan menjadi perhatian kami. HPN 2016 seperti sebelum-sebelumnya juga dimaksudkan sebagai kesempatan bagi masyarakat pers Indonesia mengevaluasi diri dan memperkuat komitmen meningkatkan kompetensi,” ujar Teguh.
Dia menambahkan bahwa salah satu diskusi yang akan digelar di arena HPN 2016 bertema “Revolusi Mental Pers Indonesia Menuju Pers Profesional dan Sejahtera”.
Panitia HPN 2016 berharap Puan Maharani berkenan menjadi pembicara utama dalam diskusi tersebut.
Sementara Ketua Bidang Konvensi HPN 2016, Chelsia Chan, mengatakan bahwa masyarakat pers Indonesia memiliki perhatian yang besar terhadap peningkatan mutu wartawan dan kualitas jurnalistik yang dihasilkan.
Chelsie menyebutkan, sejak beberapa tahun terakhir ini, berbagai organisasi profesi dan lembaga pendidikan bekerja keras menyelenggarakan Uji Kompetensi Wartawan.
Organisasi dan lembaga pendidikan ini telah diverifikasi Dewan Pers untuk menyelenggarakan uji kompetensi.
“Memang dari sekitar 80 ribu wartawan di Indonesia, baru sekitar 14 ribu yang sudah mengikuti uji kompetensi dan dinyatakan lulus. Ini pekerjaan besar untuk kita semua,” ujar Chelsia Chan.
Adapun Wakil Sekjen Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Kiki Iswara, yang juga ikut dalam pertemuan mengundang Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan untuk ikut bekerjasama dengan Sekolah Jurnalisme Indonesia dan Sekolah Jurnalisme ASEAN dalam meningkatkan mutu karya jurnalistik. (pemi/ar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar