Jakarta (WarkopPublik)--Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan agar generasi muda tidak mudah terprovokasi oleh beberapa pihak tertentu yang sengaja membuat letupan-letupan untuk kemudian membenturkan.
“Nanti waktu kita habis di situ. Masih banyak hal penting dan esensial dari sekedar bereaksi atas pancingan-pancingan seperti sandal berlafadz Allah, Buku-buku yang bahkan penerbitnya tidak diketahui dan lain sebagainya. Apalagi ini adalah era globalisasi, dimana informasi dengan amat cepat bergerak dan tersebar di sekitar kita,” kata Menag dikutip dari Pinmas Kemenag ketika menerima Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI) di Kantor Kemenag Jalan Lapangan Banteng Barat 3-4 Jakarta, Senin (25/01/2016).
Merespon meruaknya radikalisme dan ekstrimisme saat ini, Menag menegaskan peran Kemenag salah satunya pada upaya preventif, pencegahan. Menurutnya, agama oleh sejumlah pihak dijadikan dan menjadi salah satu faktor penting dalam doktrin radikalime dan ekstrimisme, disamping juga ketidakadilan dan kesenjangan sosial.
Radikalisme dan ektrimisme menjadi tema yang akan diangkat dalam Musyawarah Kerja Nasional Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) yang akan diselenggarakan bulan Februari Tahun 2016 mendatang di Asrama Haji Bekasi, Jawa Barat.
“Dalam Mukernas ini, tema yang kami angkat adalah tentang Aliran sesat dan Radikalisme, di mana segmen utamanya adalah para pemuda, khususnya para pemuda yang mempunyai wawasan dan pemahaman agama dan keagamaan yang minim. Kami berharap, Pak Menteri berkenan untuk menjadi keynote Speech dalam Mukernas yang Pertama ini,” terang aktivis dari Yogyakarta tersebut. (Kemenag/ar)
“Nanti waktu kita habis di situ. Masih banyak hal penting dan esensial dari sekedar bereaksi atas pancingan-pancingan seperti sandal berlafadz Allah, Buku-buku yang bahkan penerbitnya tidak diketahui dan lain sebagainya. Apalagi ini adalah era globalisasi, dimana informasi dengan amat cepat bergerak dan tersebar di sekitar kita,” kata Menag dikutip dari Pinmas Kemenag ketika menerima Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI) di Kantor Kemenag Jalan Lapangan Banteng Barat 3-4 Jakarta, Senin (25/01/2016).
Merespon meruaknya radikalisme dan ekstrimisme saat ini, Menag menegaskan peran Kemenag salah satunya pada upaya preventif, pencegahan. Menurutnya, agama oleh sejumlah pihak dijadikan dan menjadi salah satu faktor penting dalam doktrin radikalime dan ekstrimisme, disamping juga ketidakadilan dan kesenjangan sosial.
Radikalisme dan ektrimisme menjadi tema yang akan diangkat dalam Musyawarah Kerja Nasional Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) yang akan diselenggarakan bulan Februari Tahun 2016 mendatang di Asrama Haji Bekasi, Jawa Barat.
“Dalam Mukernas ini, tema yang kami angkat adalah tentang Aliran sesat dan Radikalisme, di mana segmen utamanya adalah para pemuda, khususnya para pemuda yang mempunyai wawasan dan pemahaman agama dan keagamaan yang minim. Kami berharap, Pak Menteri berkenan untuk menjadi keynote Speech dalam Mukernas yang Pertama ini,” terang aktivis dari Yogyakarta tersebut. (Kemenag/ar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar