“Kita tidak mau ada petugas haji yang sibuk
mencari kepuasan ibadah dirinya sendiri. Itu tidak boleh,” ujar Abdul Djamil,
di Jakarta, Kamis malam (25/02/2016).
Selain itu, petugas haji harus memiliki aspek
kognisi (pengetahuan). Yaitu dari semula tidak tahu menjadi tahu.
“Petugas haji harus memiliki pengetahuan soal
haji, medan di sana, serta hukum-hukum soal haji. Sebab, bagaimana bisa
melayani jemaah, kalau tidak mempunyai pengetahuan soal haji,” paparnya.
Contohnya, kata dia, jika ditanya jemaah soal
haji tamattu, maka dia bisa menjawabnya dengan baik. “Sebenarnya haji tamattu
itu kan sederhana. Tapai kalau tidak punya kognisi maka itu kebangetan sekali.
Sebab, kalau dijawab secara diplomatis atau asal
saja maka ini bisa menjadi catatan jemaah. Ujung-ujungnya Kementerian Agama
juga yang kena. Kok bisa ngerekrut orang yang kayak begini,” tuturnya. Untuk
menghindari itu, sambung dia, maka ini tidak boleh terjadi. (rio/ar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar