Tangerang (WarkopPublik)--Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, terdapat ruh Islam dalam Pancasila.
“Pancasila adalah sesuatu di mana Islam telah memberi ruh di lima butirnya,” tegas Menag saat menjadi pembicara pada Silaturahim Nasional Pimpinan Pesantren di Tangerang, Banten, Sabtu (23/01/2106).
Menag juga berbicara tentang santri dan sikap kenegaraan. Dia melihat, Pancasila merupakan sebuah rumusan dasar, komitmen muslim untuk menjalani kehidupan sehari-hari dalam berbangsa dan bernegara.
Menag menegaskan, Indonesia adalah negara yang besar, plural dan majemuk, baik masyarakatnya, flora faunanya, hingga keyakinannya. Semua hal di atas, merupakan berkah tak ternilai dari Allah Swt.
“Indonesia bukan negara agama, bukan pula negara sekuler. Meski demikian, jika melihat konstitusi kita, nilai-nilai agama sangat mewarnai kehidupan kita,” kata Menag.
“Dalam Pembukaan UUD 45, disebutkan bahwa atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa di situ ada intervensi tuhan, Indonesia bisa merdeka. Dalan peradilan pun ada peradilan agama, bahkan dalam pendidikan juga,” tambahnya.
Terkait santri, Menag meyakini, seorang santri sejati mempunyai beberapa ciri, yakni moderat, rendah hati, dan tidak menopoli kebenaran. Menurutnya, santri sangat mencintai tanah airnya. (Gpenk/ar)
“Pancasila adalah sesuatu di mana Islam telah memberi ruh di lima butirnya,” tegas Menag saat menjadi pembicara pada Silaturahim Nasional Pimpinan Pesantren di Tangerang, Banten, Sabtu (23/01/2106).
Menag juga berbicara tentang santri dan sikap kenegaraan. Dia melihat, Pancasila merupakan sebuah rumusan dasar, komitmen muslim untuk menjalani kehidupan sehari-hari dalam berbangsa dan bernegara.
Menag menegaskan, Indonesia adalah negara yang besar, plural dan majemuk, baik masyarakatnya, flora faunanya, hingga keyakinannya. Semua hal di atas, merupakan berkah tak ternilai dari Allah Swt.
“Indonesia bukan negara agama, bukan pula negara sekuler. Meski demikian, jika melihat konstitusi kita, nilai-nilai agama sangat mewarnai kehidupan kita,” kata Menag.
“Dalam Pembukaan UUD 45, disebutkan bahwa atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa di situ ada intervensi tuhan, Indonesia bisa merdeka. Dalan peradilan pun ada peradilan agama, bahkan dalam pendidikan juga,” tambahnya.
Terkait santri, Menag meyakini, seorang santri sejati mempunyai beberapa ciri, yakni moderat, rendah hati, dan tidak menopoli kebenaran. Menurutnya, santri sangat mencintai tanah airnya. (Gpenk/ar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar