Jakarta (WarkopPublik)--Beberapa orang menganggap jenggot sebagai tempat bertumbuhnya bakteri. Namun, sebuah studi yang dipublikasikan pada Journal of Hospital Infection, mengatakan hal yang sebaliknya.
Para peneliti menguji 408 petugas rumah sakit di dua rumah
sakit berbeda. Mereka membandingkan jumlah bakteri pada pria berjenggot dan
yang tidak. Ternyata, hasilnya mengatakan menumbuhkan jenggot justru baik untuk
kesehatan.
“Studi kami menemukan bahwa jenggot tidak menigkatkan jumlah
pengumpulan bakteri. Partisipan tanpa jenggot justru jumlan koloni bakterinya
lebih besar,” tulis peneliti.
Mereka yang dagunya selicin dagu bayi, justru memiliki
jumlah bakteri tiga kali lebih besar dibanding yang berjenggot. Termasuk
bakteri Methicillin dan Staphylococcus aureus.
Mengapa bisa begitu? Studi tersebut menjelaskan, ketika kita
mencukur jenggot, kita menyebabkan mikrotrauma pada kulit.
Trauma itu menyebabkan abrasi yang menjadi tempat
berkumpulnya bakteri.
Para peneliti juga mengatakan jenggot bisa melawan infeksi.
Tim acara televisi “Trust Me, I’m a Doctor” mencoba membuktikan
hal tersebut.
Mereka mengumpulkan jenggot dari beberapa pria dan mengirimkan
sampel tersebut ke dr Adam Roberts, mikrobiologis di University College London
untuk dianalisis.
Robert lalu menumbuhkan 100 bakteri berbeda dari sampel
jenggot tersebut.
Di cawan petri, Robert melihat ada sesuatu yang membunuh
bakteri. “Sesuatu” itu katanya memiliki bagian dari antibioktik.
Saat ini, Robert mengatakan sesuatu itu bisa saja antibodi
yang ditemukan di jenggot sehingga ia bisa melawan infeksi ketika bagian wajah
terluka. (kompas/ar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar